Bagi masyarakat tertentu, keberadaan pulau dekat pantai dianggap dapat
melindungi dari dampak gelombang tsunami. Tapi, anggapan tersebut
dibantah temuan peneliti University College Dublin, Themistoklis
Stefanakis bersama koleganya.
Dilansir Technologyreview, 7
Juni 2013, studi Stefanakis bertolak belakang dengan anggapan itu.
Menurut penelitiannya, pulau-pulau dekat pantai itu justru memperkuat
kekuatan tsunami.
Sebenarnya, para oceanolog telah lama
mengetahui perilaku tsunami sangat berbeda dari gelombang yang
dihasilkan oleh angin. Tapi, bukti ilmiah meyakinkan cara tsunami
berinteraksi dengan pulau dekat pantai masih langka.
Untuk itu,
Stefanakis bersama koleganya melakukan simulasi komputer dampak pulau
dekat pantai dan bagaimana perubahan dampak tsunami itu pada sepanjang
pesisir pantai.
Mereka menyederhanakan masalah dengan
mempertimbangkan adanya sebuah pulau berbentuk kerucut beberapa ratus
meter di depan bentangan lurus pantai.
Dalam konteks ini, peneliti dituntut melaksanakan simulasi akurat tapi dengan biaya komputasi yang minim.
Para
peneliti mengambil data dari seperangkat titik khusus yang diseleksi
pada model simulasi. Lalu, peneliti menggunakan algoritma untuk
memeriksa hasil eksperimen dari satu simulasi, dan menggunakannya untuk
perubahan kecil data pada simulasi berikutnya. Pendekatan itu dikenal
sebagai desain eksperimen aktif.
Hasilnya, simulasi bertolak belakang dengan keyakinan pulau dekat pantai dapat berfungsi sebagai pelindung.
"Setelah 200 simulasi, kami menemukan tidak ada situasi yang dianggap pulau itu memberikan perlindungan ke daerah pesisir," tegas mereka.
Sebaliknya, dalam banyak situasi, pulau-pulau kecil malah memperkuat dampak tsunami bagi pesisir pantai. "Kekuatan tsunami mencapai 70 persen lebih dahsyat dibandingkan tanpa pulau dekat pantai," kata tim Stefanakis.
Dengan demikian, masyarakat pesisir yang beranggapan terlindungi, berada dalam risiko tsunami yang lebih serius.
No comments:
Write comments